Home » All » Dapur Muslimah » Nutrisi » Makanan Halal Bukan Jaminan
Makanan Halal Bukan Jaminan
By: UnknownPosted date: 11:44 AM comment : 0
Sahabat muslimah, saat ini begitu banyak ragam pilihan makanan instan yang bisa kita temui di pasaran. Mie instan dengan bermacam rasa mulai soto hingga sate, berbagai minuman gelas rasa buah, minuman serbuk instan, ikan dalam kaleng atau akrab disebut sarden/ sardines, daging cincang kaleng (corned beef), jagung manis, buah leci, kelengkeng, bahkan gudeg dan rendang pun ada juga dalam bentuk kaleng. Dengan teknologi mutakhir, hampir semua bahan makanan bisa diolah dan disajikan secara praktis tanpa banyak menyita waktu kita sebagai ibu muslimah yang sibuk. Buka kalengnya, keluarkan isinya, hangatkan sebentar, dan..... tarraaa! Hidangan lezat siap disantap. Rasanya pun tak kalah dengan makanan asli yang butuh tenaga dan waktu lebih lama dalam menyiapkannya. Tapi sadarkah sahabat muslimah, bahaya apa saja yang ada di balik makanan instan kita itu?
1. Bahan Pewarna
Ada dua macam bahan pewarna yaitu pewarna buatan dengan struktur kimia persis seperti bahan alami (misal: betakaroten, santoxin, apokaroten) dan pewarna khusus untuk menggantikan pewarna alami (misal: indigokarmin, eritrosin, tartrasin, biasa digunakan untuk es krim, jelly, dan yoghurt).
2. Bahan Pemanis
Tidak seperti gula asli, pemanis buatan ini tidak memiliki nilai gizi. Mudah dijumpai di pasaran, misalnya aspartam yang bisa kita dapatkan dalam minuman ringan. Adalagi yang disebut sakarin, yang bisa kita identifikasi dengan rasa pahit atau getir pada makanan yang mengandung zat pemanis jenis ini. Biasanya digunakan pada es krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan minuman fermentasi. Dengan penggunaan yang over dosis, dan dalam jangka panjang dapat memicu kanker. Sakarin ini sangat populer dalam industri makanan minuman karena harganya murah. Ada juga pemanis yang disebut dengan Siklamat, sorbitol, asesulfam K. Kalau kita cermati, banyak minuman serbuk instan bahkan minuman yang diklaim sebagai minuman kesehatan atau minuman energi yang mengandung bahan pemanis buatan ini. Minuman-minuman instan ini mudah kita jumpai di sekolah-sekolah dasar dan menengah dengan harga yang sangat terjangkau.
Hmm, bisa dibayangkan apa saja kandungan minuman dalam kemasan yang harganya hanya dikisaran seribu rupiah itu ya? Dan yang lebih menyedihkan lagi, banyak ibu yang belum menyadari ancaman kesehatan yang terkandung dalam jajanan anak-anaknya...
3. Bahan Pengawet
Asam asetat (asam cuka) dengan rasanya yang masam biasa digunakan pada acar, mi ayam, bakso, atau soto. Benzoat (asam benzoat dan natrium benzoat) dijumpai pada soft drink, sari buah, nata de coco,kecap, saos tomat, selai, dan agar-agar. Sulfit banyak digunakan untuk mengawetkan potongan kentang (french fries potato) dan udang beku. Ada juga Kalium nitrit yang berfungsi menghambat perkembangan mikroba pada keju, ikan, daging, dan olahan daging seperti sosis, kornet, serta makanan kering. Semua bahan pengawet tersebut diperbolehkan dengan kadar tertentu, namun sebaiknya dihindari. Adapun bahan pengawet non makanan seperti boraks yang sebenarnya digunakan sebagai bahan pembersih perabotan rumah, biasa digunakan pada adonan kerupuk dan bakso. Demikian juga formalin yang merupakan pengawet mayat, yang meskipun telah dilarang namun masih ada saja produsen makanan yang nekat menggunakannya.
4. Bahan Penyedap
Bahan penyedap rasa sudah lazim kita temui di toko dan warung yang ada di sekitar kita. Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin merupakan campuran rasa manis dan asin yang gurih. Konsumsi MSG secara berlebihan dapat menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome (CRS) dengan gejala pusing, sesak napas, wajah berkeringat, kesemutan pada bagian leher, rahang dan punggung. Kenapa di sebut Chinese Restaurant Syndrome ya? Mungkin karena dulunya MSG banyak digunakan di restoran-restoran yang menjual makanan chinese.
Nah, sahabat muslimah sudah mengenal sedikit tentang bahan tambahan makanan kimia yang membahayakan kesehatan. Sebenarnya masih banyak "rahasia" di balik makanan instan. Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan link video di internet mengenai atraksi pembantaian ayam yang akan diolah menjadi makanan cepat saji (fast food). SubhanAllah jangankan menyebut nama basmalah, bahkan ayam yang sebenarnya sudah mati (bangkai) juga tetap dimasak di sana. Ada lagi video tentang penggilingan sapi, kuda, bahkan babi yang dilemparkan begitu saja lengkap dengan bulu-bulu, kaki, kepala, semuanya, utuh... Menurut sumbernya, itu adalah salah satu tahapan dalam penyiapan bahan untuk pembuatan patty burger, sosis, bahkan nugget kesukaan anak-anak kita. Bagaimana dengan mie instan?? Isu tentang mie instan yang dilapisi semacam lilin, serbuk bumbunya yang terlalu gurih sepertinya sudah cukup menjawab kenapa kita harus berusaha menghindari makanan yang cukup diidolakan dan dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia ini.
Kesimpulannya, makanan instan dengan label halal belum tentu baik dan benar-benar halal karena kita tak tahu bagaimana cara pengolahan saat di pabrik pembuatnya. Selalu periksa terlebih dulu komposisi makanan atau label informasi nutrisi yang ada di kemasan makanan instant yang akan kita beli, bila tidak ada informasi nutrisi ini, sebaiknya urungkan pembelian. Apakah kita tega mengorbankan kesehatan keluarga kita dengan makanan yang tidak jelas itu? Luangkanlah sedikit waktu untuk memilih dan memasak bahan makanan yang halal dan baik. Hal ini juga yang sepantasnya menjadi pemikiran kita untuk selalu berpedoman pada ketentuan Allah :
"Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa" . Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Al Baqarah :57)
Wallahu'alam.
Tagged with: All Dapur Muslimah Nutrisi
No comments: